Thursday, January 12, 2017

Tentang Jakarta

"Indonesia bukan hanya Jakarta" demikian kata orang jika berbicara tentang Indonesia dalam wacana akhir-akhir ini. Kalimat seperti ini mencuat seiring dengan meningkatnya tensi politik di Jakarta menjelang Pilgub. Semua media selalu berbicara tentang Jakarta. Tentang kasus Ahok yang dituduh menista agama, tentang saksi sidang Ahok, atau tentang pasangan nomor urut 1 yang ingin bagi-bagi uang. Semuanya tentang Jakarta.

Belum lagi konsentrasi media pada FPI dan pimpinannya yang dilaporkan telah menghina Pancasila, atau kasus Makar yang menjerat Ahmad Dhani dkk. Sebelumnya media pun ramai dengan kasus kopi sianida. Berbulan-bulan media sibuk menayangkan proses hukum hingga persidangan kasus kopi. Semua media ramai bicara tentang Jakarta, tentang orang-orang di Jakarta, tentang kejahatan di Jakarta dan tentang kehebatan Jakarta.

Sementara wilayah lain Indonesia jarang diberitakan. Padahal saat yang sama banyak wilayah akan melakukan pilkada seperti Jakarta. Banyak juga kasus pembunuhan bahkan oleh aparat negara. Atau banyak juga orang yang dijerat kasus makar. Namun, Indonesia seperti hanya soal Jakarta dan wilayah lain tak ada nilainya di hadapan Jakarta. Nyawa orang di luar Jakarta pun tak ada nilainya. Semua yang terjadi di luar Jakarta tak terlalu penting jika tidak menguntungkan Jakarta. Karena itu, tuntutan pemilik hak tim ad hoc di Papua terkait kelebihan pajak Freeport sejak 1991 hingga kini agar dikembalikan ke Pemprov Papua tak diperdulikan berbagai pihak termasuk media. Sementara soal habisnya izin ekspor konsentrat pt Freeport justru ramai diperbincangkan.  Dalam aturan, negara menerima 25% pajak penghasilan, namun faktanya negara mengambil 35%. 10% kelebihannya itulah yang dituntut agar dikembalikan ke pemprov Papua. Tapi siapa yang peduli?

Selama merugikan kepentingan atau memperburuk citra Jakarta atau pemerintah pusat, semuanya akan diam. Namun jika pemberitaan kondisi luar Jakarta bisa menguntungkan Jakarta, media akan ramai mengangkatnya. Kini soal izin eksport konsentrat tersebut akan terus dibicarakan tak peduli berapa banyak orang Papua yang dibunuh karena izin tersebut akan memberikeuntungan bagi Jakarta. Malam nanti, beberapa stasiun TV akan menayangkan secara langsung debat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Tak lama setelah debat usai, media online akan ramai mengangkat berita dan analisis tentang debat tersebut. Daerah lain beserta manusia dalamnya akan kembali dilupakan.

Hari Rabu 11 Januari lalu, seorang pemuda bernama Edison Matuan dianiaya secara kejam oleh 5 orang oknum Polisi. Dia dianiaya bahkan ketika sedang dalam Rumah Sakit Umum Wamena. Secara sadis dia diseret ke dalam ruangan UGD, kepalanya dipukul dengan popor senjata lalu dibenturkan ke tembok hingga akhirnya meninggal dunia. Namun siapa peduli? Ini tak ada urusan dengan Jakarta, jadi jangan harap akan jadi perhatian. Semua media nasional sedang sibuk membahas tentang debat nanti malam. Indonesia memang tentang Jakarta.

No comments: