Saturday, June 8, 2013

Divisi Perempuan TRUK-F Bawa Bantuan Untuk Anak-Anak Pengungsi Rokatenda



Sejak meningkatnya aktivitas Gunung Api Rokatenda di Pulau Palue Kab. Sikka pada sekitar bulan Oktober 2012, masyarakat Palue mulai mengungsi ke daratan Flores. Sejak itu pula, masyarakat Palue menderita. Pertama kali mengungsi, masyakat Palue tinggal di Kelurahan Haewuli-Sikka. Kurang lebih seminggu di Haewuli, masyarakat Palue dipaksa pulang kembali ke Palue karena pemerintah kab. Sikka melihat bahwa berdasarkan pantuan atas aktivitas gunung Rokatenda, keadaan tidak membahayakan. Selang beberapa hari, Rokatenda kembali mengamuk dan menyiram masyarakat Palue dengan debu panasnya. Masyarakat Palue kembali mengungsi. Kali ini, sebagian besar dari mereka memilih mengungsi ke wilayah utara Kab. Ende. Pengalaman mengungsi pertama kali membuat mereka enggan kembali ke Kab. Sikka. Walau demikian, masih ada cukup banyak masyarakat Palue yang mengungsi ke Sikka, khususnya ke keluarga-keluarganya. Sebagian kecil tinggal di Transito, sebagian lagi tinggal di rumah warga di Waturia.

Di Sikka, pemerintah dan masyarakatnya sedang sibuk memikirkan Pilkada Sikka dan Pilgub NTT. Akibatnya, masyarakat Palue kekurangan perhatian.3 60 Bencana Rokatenda.
Pemerintah yang paling bertanggung jawab seolah lupa akan warganya yang sangat menderita. Sementara para politisi yang sedang sibuk mengkampanyekan visi dan misinya sebagai calon pemimpin pun seolah tak tahu keadaan ini. Yang mereka tahu, masyarakat Palue hanyalah sejumlah angka yang akan bisa membawa mereka pada kursi kekuasaan. Karena itu, saat hari pemilihan, masyarakat Palue "dihargai" hak pilihnya dan diangkut dari Ende menuju TPS di Maumere. Setelahnya, masyarakat Palue kembali dikirim pada kesusahannya.

Dalam keadaan seperti ini, ada sejumlah orang dan kelompok yang masih sadar bahwa masyarakat Palue adalah saudara yang mesti segera ditolong. Mereka yang menganggap diri saudara itu ada yang datang dari jauh, dari berbagai daerah di luar Sikka. Di Sikka sendiri, perhatian untuk masyarakat Palue digerakan oleh Gereja, khususnya Caritas Maumere, anak-anak muda, WVI, Divisi Perempuan TRUK-F dan berbagai LSM lainnya. Sebagai penggerak, organisasi-organisasi tersebut tidak memiliki sesuatu untuk dibagikan selain semangat kemanusiaan. Namun, organisasi tersebut memiliki sejuta tangan yang walaupun susah tetapi tetap ingin berbagi dengan masyarakat Palue yang lebih menderita. Hal ini bisa dilihat dari semangatnya umat Katolik dari setiap Paroki dan Stasi yang bersedia menyumbangkan kepunyaanya untuk meringankan beban saudara-saudari masyarakat Palue.

Divisi Perempuan Tim Relawan Untuk Kemanusiaan Flores (TRUK-F) adalah satu organisasi yang tidak memiliki apapun selain semangat kemanusiaan. Namun, lewat TRUK-F jugalah banyak tangan yang terulur untuk membantu masyarakat Palue. Di tengah kesibukan Divisi Perempuan TRUK-F untuk membantu dan mendampingi perempuan dan anak-anak korban kekerasan, Sr. Eustochia dan keempat staf TRUK-F masih bisa meluangkan waktu untuk menggerakkan orang-orang yang baik hati untuk mengulurkan bantuan untuk orang Palue.

Hari ini, Sabtu 8 Juni 2013, TRUK-F sekali lagi mengunjungi masyarakat Palue di tempat pengungsian di Haewuli, Waturia, Km 2 dan di Kota Uneng. Kalau sebelumnya bantuan diberikan untuk keperluan makan minum, kemudian khusus untuk kebutuhan perempuan dan benang bagi para perempuan untuk membunuh waktu selama mengungsi dengan menenun, hari ini bantuan khusus diberikan untuk anak-anak usia sekolah.

Sejak mengungsi, saat itu pula banyak anak-anak usia sekolah yang berhenti ke sekolah. Meski semangat belajar menggebu, tetapi rasa malu membunuh semangat itu. Anak-anak SD ini malu tak berseragam dan bersepatu ke sekolah. Mereka semakin malu ke sekolah dengan pakaian kusam dimakan waktu.  Kini doa mereka untuk terus ke sekolah tanpa harus malu akhirnya terkabulkan. TRUK-F datang dengan beberapa kardus pakain Seragam Merah-Putih  dan seragam Pramuka. Ini merupakan uluran kasih dari Kelompok Pendalaman Iman Katolik (Pika). Semoga dengan seragam baru ini, anak-anak Palue kembali berani mengarungi dunia pendidikan sebagaimana mereka terbiasa mengarungi lautan. Semoga mereka bisa menjadi "emas" murni yang telah diuji dalam tanur api kesusahan sehingga mereka bisa menjadi generasi yang lebih manusiawi, generasi yang lebih punya hati untuk orang-orang berkesusahan.

Maju terus anak Palue, Raihlah kesuksesan dan REBUTLAH kembali Hak-Hakmu yang telah dirampas!!!!!!!

No comments: